Tiga Aliran Pemikiran Manajemen
Sabtu, 01 September 2012
Seperti disiplin ilmu lainnya, manajemen juga mengalami perkembangan dan dialektika pemikiran dari para ahli arus utama. Mereka mencoba memberikan suatu rumusan teori manajemen sesuai dengan hasil penelitian dan pengamatan masing-masing. Menurut James A.F. Stoner, ada tiga aliran pemikiran majamenen yaitu :
- Manajemen klasik, yang terbagi dari dua cabang yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
- Manajemen perilaku (Behavioral management).
- Ilmu manajemen (Management science).
1. Paham Manajemen Klasik
Paham ini memiliki teori manajemen klasik yang berkeyakinan bahwa pekerja hanya memiliki
kebutuhan fisik dan ekonomi. Teori ini tidak memperhitungkan kebutuhan sosial
atau kepuasan kerja, tetapi sebaliknya menganjurkan spesialisasi tenaga kerja,
kepemimpinan terpusat dan pengambilan keputusan, dan maksimalisasi keuntungan.
Teori manajemen klasik dibentuk untuk merampingkan operasi,
meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan laba. Teori ini muncul pada akhir abad
ke-19 dan menjadi terkenal pada paruh pertama abad ke-20. Meskipun tidak secara
luas diterapkan di zaman modern, teori ini menawarkan beberapa prinsip yang
tetap masih valid pada batas tertentu, dalam manajemen bisnis kecil yang bergerak
dalam bidang manufaktur.
Pada perkembangan-nya, paham manajemen klasik mengusung dua teori utama yaitu teori manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
Teori Manajemen Ilmiah
Teori manajemen ilmiah adalah teori manajemen yang menganalisis dan mensintesiskan alur kerja. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan efisiensi ekonomi, terutama produktivitas tenaga kerja. Ini merupakan salah satu teori paling awal untuk menerapkan sains pada rekayasa proses dan manajemen.
Teori manajemen ilmiah juga dikenal dengan sebutan “Taylorisme” karena diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor. Ia adalah salah satu ahli manajemen klasik yang teorinya banyak dijadikan referensi penelitian manajemen dan diterapkan dalam banyak organisasi dan perusahaan.
Walaupun teori manajemen ilmiah sudah dinyatakan sebagai teori usang sejak tahun 1930-an, sebagian besar pokok bahasan-nya masih relevan dan menjadi bagian penting dari teknik dan manajemen industri saat ini.
Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik mendominasi administrasi dari awal tahun 1900 hingga tahun 1930-an dan masih relevan hingga sekarang dalam banyak teori organisasi kontemporer. Teori organisasi klasik adalah teori pertama yang berfungsi sebagai landasan teori organisasi lain setelahnya.
Teori organisasi klasik meliputi pendekatan manajemen ilmiah, pendekatan birokrasi, dan pendekatan manajemen administrasi. Beberapa ahli teori organisasi klasik yang banyak memberikan kontribusi antara lain adalah Adam Smith, Frederick Taylor, Max Weber, Henri Fayol, dan Luther Gulick.
2. Paham Manajemen Perilaku
Paham manajemen perilaku berdiri atas kritik terhadap teori manajemen klasik yang mengabaikan unsur psikologis manusia sebagai salah satu untuk penting dalam manajemen. Ketika penelitian manajemen pada abad ke-20, pertanyaan mulai muncul mengenai interaksi dan motivasi individu dalam organisasi.
Prinsip-prinsip manajemen yang dikembangkan selama periode klasik sama sekali tidak berguna dalam menghadapi banyak situasi manajemen dan tidak dapat menjelaskan perilaku masing-masing karyawan. Singkatnya, teori klasik mengabaikan motivasi dan perilaku karyawan. Akibatnya, paham manajemen perilaku adalah hasil alami dari eksperimen manajemen revolusioner ini.
Teori manajemen perilaku sering disebut gerakan hubungan antar manusia karena membahas dimensi kerja manusia. Ahli teori perilaku percaya bahwa pemahaman yang lebih baik tentang perilaku manusia di tempat kerja, seperti motivasi, konflik, harapan, dan dinamika kelompok, meningkatkan produktivitas.
Paham manajemen perilaku menggabungkan ilmu manajemen dengan ilmu psikologi untuk menjawab pertanyaan terhadap kebutuhan manusia. Memang kebutuhan menjadi dasar penting dalam teori manajemen perilaku karena asumsi utama teori ini adalah jika kebutuhan terpenuhi, maka manusia akan bekerja lebih efektif dan efisien.
3. Paham Ilmu Manajemen
Paham ilmu manajemen dalam teorinya melakukan pendekatan kontemporer untuk manajemen yang berfokus pada penggunaan teknik kuantitatif yang ketat untuk membantu manajer memanfaatkan sumber daya organisasi secara maksimal untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam teori ini, manajemen dikolaborasikan dengan ilmu matematika dan statistika.
Oleh karena itu teori ilmu manajemen menggunakan banyak pendekatan berbasis matematika atau kuantitatif. Pada dasarnya, teori ini adalah perpanjangan kontemporer dari manajemen ilmiah, yang dikembangkan oleh Taylor. Teori ini juga mengambil pendekatan kuantitatif untuk mengukur campuran tugas pekerja untuk meningkatkan efisiensi.
Teori ilmu manajemen memiliki banyak cabang yang masing-masing dari cabang teori ini membahas masalah-masalah tertentu. Cabang-cabang dalam teori ilmu manajemen adalah sebagai berikut:
Manajemen kuantitatif
Menggunakan teknik matematika seperti pemrograman linier dan nonlinier, pemodelan, simulasi, teori antrian, dan teori chaos untuk membantu manajer memutuskan berapa banyak persediaan yang akan disimpan pada waktu yang berbeda dalam setahun, di mana menemukan pabrik baru, dan cara terbaik untuk menginvestasikan modal keuangan organisasi.
Manajemen operasi
Memberikan para manajer serangkaian teknik yang dapat mereka gunakan untuk menganalisis aspek apa pun dari sistem produksi organisasi untuk meningkatkan efisiensi.
Total quality management (TQM)
Fokus pada analisis aktivitas input, konversi, dan output organisasi untuk meningkatkan kualitas produk.
Sistem informasi manajemen
Membantu para manajer merancang sistem informasi yang menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi di dalam organisasi serta dalam lingkungan eksternal-informasi yang sangat penting untuk pengambilan keputusan yang efektif.